Kberita.com, Jakarta – Habis sholat Ied, tradisi salam-salaman dan bermaafimaafan sudah bisa terlihat di Indonesia. Di sela bersalaman itu rupanya adalah tradisi salam tempel.
Ya ini adalah sebuah tradisi memberikan uang kepada sanak saudara bahkan para tetangga, khususnya untuk anak-anak kecil.
Tidak heran jika lebaran merupakan waktu yang sangat menyenangkan bagi anak-anak. Mereka tidak hanya mempunyai mobil baru yang dibelikan orang tua, namun juga mendapatkan uang.
Mereka tidak hanya mendapatkan uang dari orang yang dikenal, namun juga dari orang yang belum dikenal yang mereka temui setelah sholat Ied.
Jika belajar dari Lebaran tahun 2023, uang pecahan terkecil yang diberikan kepada anak-anak oleh orang dewasa adalah sebesar Rp 5 ribu. Memang ada yang memberikan Rp 2 ribu, tapi itu sangat jarang. Kalaupun ada mereka tidak hanya memberikan satu lembar, tapi lebih.
Jika satu orang mendapatkan 100 salam tempel, maka minimal ada 500 ribu yang didapatkan. Banyak kan.
Itu kalau yang diterima hanya Rp 5 ribu setiap salam tempel. Kalau lebih mereka bisa dapat jutaan.
Budaya salam tempel ini membuat penukaran uang pecahan kecil makin marak. Ada yang disediakan oleh bank, khususnya Bank Indonesia yang membuka layanan di sejumlah tempat. Layanan dari bank biasanya gratis.
Ada juga jasa penukaran yang perlu memberikan imbalan jasa penukaran yang jumlahnya bervariasi.
Lalu sejak kapan budaya salam tempel ini telah berlangsung?
Jika dirunut ke budaya lain. Tradisi ini mirip budaya pembagaian angpau di kalangan orang Tionghoa. biasanya saat imlek ada budaya pembagian angpau di tradisi China.
Tidak hanya di Tionghoa, di Timur Tengah juga sudah lama terjadi. Mengutip Britannica, pada masa Dinasti Fatimiyah, yang eksis pada tahun 909 sampai 1107 masehi, pernah ada tradisi membagikan uang, pakaian, atau benda sejenis kenapa anak-anak saat Idulfitri.
Jadi budaya salam tempel itu sudah terajdi sejak ribuan tahun lalu,
