Mei Jadi Bulan Penyambutan Musim Kemarau

Kberita.com, Jakarta – Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bulan Mei diprediksi menjadi momen yang signifikan bagi sebagian besar wilayah Indonesia yang akan memasuki musim kemarau. Hal tersebut berhubungan dengan adanya fenomena El Nino yang semakin memudar dan bahkan berpotensi menjadi netral.

Dalam laporan yang berjudul “Prediksi Musim Kemarau Tahun 2024 di Indonesia”, BMKG mengungkapkan prediksi kedatangan musim kemarau berdasarkan kronologinya. Laporan tersebut menjelaskan bahwa bulan Mei merupakan awal musim kemarau di sejumlah daerah di Indonesia.

Musim kemarau yang biasanya berlangsung selama beberapa bulan ini dapat membawa dampak yang cukup signifikan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Salah satu dampak yang paling terasa adalah kurangnya pasokan air yang dapat berdampak pada ketersediaan air bersih dan pertanian.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menjelaskan secara rinci mengenai kriteria awal musim kemarau. Menurut BMKG, awal musim kemarau ditetapkan berdasarkan jumlah curah hujan dalam satu dasarian (10 hari) kurang dari 50 milimeter dan diikuti oleh dua dasarian berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa ketika curah hujan dalam 10 hari tersebut kurang dari 50 mm, maka dapat dipastikan bahwa musim kemarau telah dimulai.

Selain itu, BMKG juga menjelaskan bahwa awal musim kemarau dapat ditetapkan apabila terdapat satu dasarian dengan curah hujan kurang dari 50 milimeter dan ketika dijumlahkan dengan dua dasarian berikutnya, total curah hujan dalam tiga dasarian tersebut kurang dari 150 milimeter. Dengan kata lain, jika dalam tiga dasarian tersebut terjadi curah hujan yang kurang dari 150 mm, maka musim kemarau telah dimulai.

Awal musim kemarau di Indonesia juga ditandai dengan munculnya angin timuran atau Monsun Australia. Angin ini merupakan angin kering yang berasal dari Benua Kanguru, yang biasanya datang pada bulan Mei hingga September. Angin timuran ini seringkali menjadi penyebab terjadinya kekeringan di beberapa wilayah di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *