Presiden Indonesia ke-3, BJ Habibie terkenal sebagai seorang insinyur yang menghasilkan prestasi di bidang penerbangan, sementara catatan ekonominya juga menarik perhatian.
Salah satu pencapaiannya adalah berhasil meningkatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), dari kisaran Rp 10 ribu hingga Rp 15.000 per dolar AS menjadi Rp 6.500 pada akhir masa jabatannya.
Dengan kondisi saat ini di mana dolar AS berada di kisaran Rp 16.200, pertanyaan muncul apakah hal serupa bisa terulang?
Menurut Ariston Tjendra, seorang Pengamat Pasar Uang, sulit bagi rupiah untuk kembali ke level seperti pada masa pemerintahan Habibie. Tjendra menyatakan bahwa rupiah saat ini telah mencapai titik keseimbangan baru.
“Kelihatannya sulit bagi rupiah untuk turun sejauh itu. Rupiah telah menuju ke kondisi normal yang baru,” ujarnya dilansir dari detik.com.
Lebih lanjut, Tjendra menjelaskan bahwa pada masa pemerintahan Habibie, dolar AS bergerak dari angka sekitar Rp 2.500-an, berbeda dengan kondisi saat ini di mana dolar bergerak dari angka Rp 15.000. Ia menambahkan bahwa pada masa itu, Habibie mengikuti saran dari IMF, yang membantu meningkatkan kepercayaan investor.
Tinggalkan Balasan