DPR Curiga Timah Asal Bangka Belitung Bocor ke Malaysia

,

Kberita.com, Jakarta – Malaysia tidak mempunyai tambang timah besar, namun negara ini mampu memproduksi timah dalam jumlah besar.

Kondisi ini pun memunculkan kecurigaan. Jangan-jangan timah yang sebenarnya berasal dari Indonesia bocor ke Malaysia.

Direktur Utama PT Timah Tbk (TINS), Ahmad Dani Virsal mengakui bahwa produksi timah Malaysia meningkat. Namun ia tidak bisa berkomentar apakah timah di Malaysia itu sebenarnya merupakan hasil dari Indonesia.

“Mereka kan ada regulasi bisa impor. Ya mungkin dari mana-mana kan kita juga perlu buktikan lah ya,” ujar Ahmad Dani Virsal di Gedung DPR RI, Rabu (3/4) kemarin.

Virsal juga tidak bisa berkomentar tentang pertanyaan apakah timah di Malaysia berasal dari impor ilegal dari Indonesia. Ia dan PT Timah tidak bisa memastikan semua spekulasi tersebut.

“Nah kita belum bisa, belum sampai kesana lah kalau itu,” jawabnya.

Saat ini isu tambang ilegal dan impor ilegal timah memang sedang menjadi perbincangan hangat di Indonesia. Terutama setelah munculnya kasuk tambang ilegal yang melibatkan sejumlah mantan pimpinan PT Timah. Kerugian negara akibat kasus tersebut mencapai Rp 271 triliun rupiah.

Kasus ini membuat sejumlah orang menjadi tersangkat. Salah satunya adalah suami artis Sandra Dewi, Harvey Moeis. Bukan hanya kasus tambang ilegal dan korupsi, kasus ini berkembang menjadi kasus pencucian uang.

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Mohamad Haekal juga menguangkapkan kecurigaan tentang keluarnya timas asal Indonesia secara ilegal ke Malaysia. Sehingga timah itu diklaim sebagai produksi Malaysia. Hal ini membuat produksi Malaysia pun menngkat. Semantara produksi Indonesia menuruan.

“Di mana Malaysia produksi timah itu? (Dari) Bangka Belitung? Luar biasa ya,” cecar Haekal kepada Dirut PT Timah saat RDP.

Selain itu, Haekal juga mengungkapkan perihal isu hangat lainnya tentang praktik pertambangan ilegal yang diduga dilakukan di atas Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah.

Dengan begitu, dia menilai ada potensi hasil pertambangan ilegal yang dilakukan bisa diklaim sebagai produksi negara lain. “Secara ilegal ini pasti terselundup ke luar, dijual ke berbagai market dan diakui sebagai produksi si A, B, dan C. Barang ini ilegal, tetapi harus ada jalur pelegalan,” tandasnya.

Dalam paparannya pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI, Virsal mengungkapkan produksi bijih timah PT Timah, pada 2023 tercatat mengalami penurunan 26% menjadi 14.855 ton dari 20.079 ton pada 2022. Dari sisi produksi logam timah, pada 2023 produksi logam timah juga turun 23% menjadi 15.340 ton dari 19.825 ton pada 2022.

Sementara dari sisi penjualan, penjualan logam timah pada 2023 turun 31% menjadi 14.385 ton dari 20.805 ton pada 2022 lalu. Akibat produksi menurun, PT Timah membukukan kerugian laba bersih Rp 450 miliar pada 2023, turun dari capaian laba bersih selama 2022 yang tercatat mencapai Rp 1,04 triliun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *