Masyarakat Indonesia sebagai komunitas dengan populasi muslim terbesar di dunia memiliki ragam tradisi dalam menyambut Ramadhan, termasuk masyarakat muslim Aceh. “Makmeugang” atau “Meugang” merupakan sebuah tradisi unik masyarakat Aceh dalam menyambut hari besar Islam seperti Ramadhan.
Meugang merupakan sebuah tradisi memotong dan memasak daging dalam jumlah besar untuk makan bersama komunitas sehari sebelum Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha. Generasi Z hingga Alpha meneruskan tradisi yang telah dimulai sejak zaman kerajaan tersebut.
Sultan Iskandar Muda merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan tradisi Meugang. Pada masa itu, Sultan membagikan potongan daging hewan seperti sapi, kambing, kerbau, ayam hingga bebek dalam jumlah besar kepada masyarakat.
Menurut Penelitian Murtala dkk. (2003), Tradisi Meugang secara vertikal merupakan perwujudan rasa syukur dan penghormatan kepada Allah SWT, sementara secara horizontal, Meugang adalah upaya menjaga solidaritas sosial sekaligus bentuk kepedulian kepada sesama terutama mereka yang tidak berpunya.
Meugang juga menjadi penanda waktu bagi masyarakat Aceh, bahwa telah tiba saatnya untuk berjumpa dengan hari besar Islam seperti Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha. Dengan begitu masyarakat dapat menyambut hari besar tersebut dengan rasa bahagia.
Meugang Bersama, Meugang Komersial, & Meugang Modern
Kemudian, Meugang mengalami berbagai variasi, setidaknya Murtala dkk merekam ada tiga macam jenis Meugang, yaitu Meugang bersama, Meugang komersial, dan Meugang modern.
Meugang bersama, masyarakat tidak melakukan Meugang secara individu melainkan bersama-sama dalam satu komunitas atau perusahaan. Dalam Meugang bersama mereka saling berbagi hewan kurban untuk memperkuat hubungan sosial dan antar anggota komunitas.
Meugang komersial, Meugang juga dapat menjadi ajang komersial dengan melibatkan banyak pihak seperti peternak, pedagang hewan, dan pembeli. Pada Meugang komersial, peternak, dan pedagang hewan menjual hewannya dalam rangka untuk mendapatkan keuntungan secara finansial, baik di kampung maupun perkotaan.
Meugang modern, beberapa masyarakat Aceh juga telah mengadopsi teknologi modern dalam pelaksanaan Meugang, seperti menggunakan mesin pemotong hewan, dan biasanya dilakukan di dalam rumah potong oleh orang-orang yang sudah profesional.